What time is it??





Wednesday, May 9, 2007

The News Article

Summary: The University of Indonesia and the Yayasan Sedaun made an event where the students will plant over 1000 seeds of Jati Tree over a 1.7 hectares of land near their campus. This University cares for the environment and wants to keep the world clean. To take care of the rubbish and if we can we better recycle to plastics instead of throwing it away. The

Article: (Copy pasted from
<http://kompas.com/ver1/Unilever/0705/07/190507.htm>. Author M. Satori, date copied Tuesday, May 9 2007).

Sukses dari Bekas Kandang Ayam


KLH, SENIN - CV Mitra Tani menangguk rezeki dari lahan bekas kandang ayam. Kini, petani di Tasikmalaya selalu mencari pupuk kompos "Biotani Plus".

Lahan bekas kandang ayam di Desa Setyamulya, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, membubuhkan kenangan nan membekas. Alih-alih terabaikan begitu saja, lahan seukuran 10 meter x 5 meter itu justru merupakan pionir dikembangkannya pupuk kompos buatan CV Mitra Tani. Ide brilian tersebut terealisasi lima tahun lalu. Saat itu permodalan perusahaan masih terbatas, belum mendapat dukungan dari lembaga keuangan karena kompos masih belum diminati.

Sebelumnya, pihak Mitra Tani melakukan survei pengadaan bahan baku seperti sampah di pasar-pasar, kotoran hewan dan bahan baku lainnya yang tersedia. Tak berhentinya sampai di situ, pengelola Mitra Tani menjajaki kerja sama baik dengan para pengelola pasar, para peternak hewan di Tasikmalaya dan RPH (Rumah Potong Hewan). Dari situlah, kemudian mulai terbangun upaya pemilahan sampah organik dan non-organik bekerja sama dengan UPTD (Unit Pengelola Teknis Daerah) Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya.

Harus diakui, untuk memproduksi kompos diperlukan dukungan pendanaan yang cukup. Meski begitu, Mitra Tani yakin pupuk kompos tak bakal sepi peminat. Soalnya, banyak petani, seperti juga petani sayuran di Tasikmalaya membutuhkan pasokan rutin setiap musim tanam.

Mitra Tani makin bersemangat karena pemerintah pun telah mencanangkan program pembangunan pertanian dengan visi “Go Organik 2010” dan Program GNRHL (Gerakan Nasional Rahabiltasi Hutan dan Lahan).

Peluang pengembangan produksi mulai terbuka setelah, pihak Mitra Tani membaca berita di Harian Pikiran Rakyat tahun 2003 yang memuat Berita Sosialisasi Program WJEMP (Western Java Environmental Management Project) dari Kementerian Lingkungan Hidup. Berita tersebut menumbuhkan harapan.

Selanjutnya, pada 2004 Mitra Tani bisa mengakses program WJEMP tersebut. Maka, terwujudlah kontrak kerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dengan kapasitas produksi 2 ton per hari.Melalui program WJEMP tersebut Mitra Tani terpacu untuk produksi sesuai dengan target kontrak yang telah ditentukan. Selanjutnya, Mitra Tani mendapat penawaran dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Tasikmalaya melalui program GNRHL (Gerakan Nasional Rahabiltasi Hutan dan Lahan) sebanyak 950 ton.

Lebih lanjut, Mitra Tani sadar bahwa kontinuitas pemasaran belum terjamin. Oleh karena itulah, Mitra Tani memperkenalkan kompos ke para pelaku pertanian melalui program demplot penggunaan kompos secara cuma-cuma. Program itu diawali dengan pembinaan dan penyuluhan tentang teknik budidaya pertanian di Kabupaten Tasikmalaya yaitu di Kecamatan Cikatomas sebanyak 5 ton, Kecamatan Singaparna 1 ton, juga di Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya sebanyak 2 ton.

Program demplot ternyata membuahkan hasil. Mulailah terbangun pemahaman bahwa penggunaan pupuk kimia secara terus menerus telah menurunkan kualitas kesuburan tanah yang disebabkan menipisnya kandungan bahan organik dalam tanah. Selain itu juga, program itu menjadi penguat ikatan antara Mitra Tani sebagai produsen pupuk kompos dengan para petani. Buat Mitra Tani, produk pupuknya teraplikasikan. Sementara, Mitra Tani juga menyerap kembali hasil produk pertanian terutama padi organik, sehingga terjadi siklus pemasaran tertutup yang kontinu.

Pola ini juga terus dikembangkan di wilayah pertanian lain yang diawali dengan pelatihan-pelatihan dan pembinaan langsung ke kelompok tani. Akhirnya, mulai tercipta permintaan kebutuhan kompos di pasar yang menjadi pendorong Mitra Tani untuk mulai merambah pemasaran di tingkat toko-toko pertanian, agen, pengecer dan distributor. Saat ini, konsumen mudah mendapatkan produk kompos “Biotani Plus” produksi CV Mitra Tani Tasikmalaya.


Bibliography of the pictures:

http://www.epa.gov/globalwarming/impacts/index.html

1 comment:

Jane in Java said...

Nice to see some Indonesian! You should be using both languages as you do these inquiries. I will read it all OK. I used to teach up to Grade 11 Indonesian in Australia.